Sabtu, 19 November 2011

Qosidah (Album ke 2) + (Update 26 November 2011)



Ya Habibi >>> 05.Yahabibi
Busrolana >>> BusRolana
Ya Laqolbin >>> Ya laqolbin
Al-Qowiyah >>> Sholatum (Al qowiyah)
Ya hanana >>> Ya Hanana
Sidnan Nabi >>> Syidnan Nabi

Majelis Maulid Wat ta’lim RIYADLUL JANNAH Se-Malang Raya



Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul jannah adalah majelis pembacaan maulid simthuduror yang di karang oleh al Habib Ali bin Muhammad bin Husin al Habsy yang di rangkai dengan majelis Ta'lim
Berawal dari isyaroh yang di dapatkan oleh sang pengasuh yaitu KH. Abdurochim Syadzily yang mana sebelumnya beliau telah mengadakan majelis manaqib Syech Abdul Qodir Al jailani yang telah berjalan kurang lebih 1 tahun
Beliau mendapat isyaroh bermimpi berziarah ke makam nabi Muhammad Saw. bersama - sama dengan para jama'ah, dalam mimpi beliau pengasuh memerintahkan para jama’ah untuk mendahului masuk ke makam rosululloh , setelah seluruh jama’ah selesai masuk dari maqom rosululloh baru beliau pengasuh masuk ke maqom rosululloh dengan sendirian. Sewaktu beliau pengasuh berada di hadapan maqom rosululloh (di dalam ruangan maqom rosululloh) beliau pengasuh mulai bermunajat hingga meneteskan air mata, beliau memohon syafa’at kepada rosululloh,
setelah itu beliau Rosululloh saw mengulurkan tangan beliau yang mulia kepada pengasuh, maka diciumlah tangan yang mulia Rosululloh saw sekaligus di pegang erat oleh pengasuh sampai beliau pengasuh terjaga dari tidurnya, sehingga membekas bau harum tangan yang mulia Rosululloh saw yang melekat pada tangan pengasuh. Setelah beberapa bulan dari isyaroh mimpi tersebut, beliau pengasuh berziarah kepada Habib Anis bin Alwi Al Habsy Solo yaitu salah satu dari cucu pengarang maulid simthuduror. Beliau Habib Anis bin Alwy Al habsy memberi Ijazah Kepada pengasuh untuk menyebarluaskan maulid simthuduror di daerah pengasuh. Walhamdulillah dengan amanat yang mulia ini oleh pengasuh dilaksanakan dengan istiqomah sebagai jalan untuk dakwah. Pada awal perjalanan dakwah safari maulid yang diadakan oleh pengasuh, beliau mulai menyebarluaskan maulid simthuduror di pondok pesantren Riyadlul Jannah yang di asuh oleh beliau sendiri, beliau mengadakan pembacaan maulid dengan para santri setiap malam menjelang subuh, kemudian beliau mengadakan pembacaan maulid setiap satu bulan sekali yaitu setiap jum’at legi malam sabtu pahing. Pada awal dibukanya majelis setiap satu bulan tersebut, hanya di hadiri oleh beberapa orang saja, yang mana majelis maulid tersebut di dukung oleh para habaib, terutama oleh habib Muhammad bin aqil dan Al Ustadz Al habib Anis bin Syihab.Setelah beberapa tahun berjalan para jama’ah yang mengikuti majelis tersebut mulai memiliki keinginan untuk mengadakan majelis pembacaan maulid di tempat mereka masing – masing, kemudian bersama dengan pengasuh kegiatan itu pun mulai terwujud. Dimulai di mushola - mushola kecil di daerah purwodadi, lawang dan singosari, saat itu harinya pun belum teratur. Setelah berjalan beberapa bulan dengan di dasari permintaan pembacaan maulid yang mulai meningkat, oleh pengasuh acara pembacaan maulid di serempakkan harinya yaitu hari sabtu malam ahad ( setiap satu minggu sekali ) kemudian bersama dengan Al Ustadz Habib Anis bin syihab lawang dan Al Habib Aqil bin Ali bin Aqil Malang beliau pengasuh mulai mengadakan safari maulid berkeliling dari masjid ke masjid hingga sampai saat ini. Pada bulan Robi’ul Awwal Th 1430 H (2009 M) beliau pengasuh majelis maulid wat ta’lim Riyadlul Jannah mendapatkan isyaroh untuk mengadakan safari maulid 40 malam yang sebelumnya beliau sudah memulainya sendiri yaitu setiap bulan Robi’ul awwal beliau mengadakan pembacaan maulid simthuduror 40 malam berturut – turut dengan para santri beliau. Pada awalnya untuk menunjuk 40 tempat yang akan di tempati pada safari 40 malam tersebut beliau pengasuh menawar-tawarkan kepada ta’mir masjid di sekitar malang Raya, hal itupun tidak berjalan dengan mudah karena masih banyak orang yang belum mengenal maulid simthuduror. Setelah diadakan safari maulid 40 malam pada tahun 1430 H (2009M) jama’ah dari pada majelis maulid wat ta’lim Riyadlul jannah mulai bertambah hingga ribuan jama’ah yang mengikutinya. Akhirnya tidak seperti safari maulid 40 malam yang pertama, untuk safari maulid yang ke dua yaitu safari maulid 40 malam Th 1431 H ( 2010 M ), beberapa bulan sebelum di mulainya, jadwal 40 malam telah penuh, bahkan sampai - sampai banyak tempat yang tidak mendapatkan bagian untuk di tempati.
Inilah secuil dari kisah perjalanan majelis Maulid Wat ta’lim RIYADLUL JANNAH yang semoga majelis ini akan berjalan sampai hari akhir dan dapat membentengi umat islam dari aqidah – aqidah yang tidak benar.

Berkurban untuk orang yang sudah meninggal dunia

Pada asalnya, kurban disyari’atkan bagi orang yang masih hidup, sebagaimana Rasulullah dan para shahabat telah menyembelih kurban untuk dirinya dan keluarganya. Adapun persangkaan orang awam adanya kekhususan kurban untuk orang yang telah meninggal, maka hal itu tidak ada dasarnya.

Kurban bagi orang yang sudah meninggal, ada tiga bentuk.

[1]. Menyembelih kurban bagi orang yang telah meninggal, namun yang masih hidup disertakan. Contohnya, seorang menyembelih seekor kurban untuk dirinya dan ahli baitnya, baik yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia.

Demikian ini boleh, dengan dasar sembelihan kurban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dirinya dan ahli baitnya, dan diantara mereka ada yang telah meninggal sebelumnya. Sebagaimana tersebut dalam hadits shahih yang berbunyi.

“Artinya : Aku menyaksikan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Id Al-Adha di musholla (tanah lapang). Ketika selesai khutbahnya, beliau turun dari mimbarnya. Lalu dibawakan seekor kambing dan Rasulullah menyembelihnya dengan tangannya langsung dan berkata : “Bismillah wa Allahu Akbar hadza anni wa amman lam yudhahi min ummati” (Bismillah Allahu Akbar, ini dariku dan dari umatku yang belum menyembelih) [1]. Ini meliputi yang masih hidup atau telah mati dari umatnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Diperbolehkan menyembelih kurban seekor kambing bagi ahli bait, isteri-isterinya, anak-anaknya dan orang yang bersama mereka, sebagaimana dilakukan para sahabat” [2] Dasarnya ialah hadits Aisyah, beliau berkata.

“Artinya : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta seekor domba bertanduk, lalu dibawakan untuk disembelih sebagai kurban. Lalu beliau berkata kepadanya (Aisyah), “Wahai , Aisyah, bawakan pisau”, kemudian beliau berkata : “Tajamkanlah (asahlah) dengan batu”. Lalu ia melakukannya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabil pisau tersebut dan mengambil domba, lalu menidurkannya dan menyembelihnya dengan mengatakan : “Bismillah, wahai Allah! Terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad”, kemudian menyembelihnya” [Riwayat Muslim]



Sehingga seorang yang menyembelih kurban seekor domba atau kambing untuk dirinya dan ahli baitnya, maka pahalanya dapat diperoleh juga oleh ahli bait yang dia niatkan tersebut, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia. Jika tidak berniat baik secara khusus atau umum, maka masuk dalam ahli bait semua yang termaktub dalam ahli bait tersebut, baik secara adat mupun bahasa. Ahli bait dalam istilah adat, yaitu seluruh orang yang di bawah naungannya, baik isteri, anak-anak atau kerabat. Adapun menurut bahasa, yaitu seluruh kerabat dan anak turunan kakeknya, serta anak keturunan kakek bapaknya.

[2]. Menyembelih kurban untuk orang yang sudah meninggal, disebabkan tuntunan wasiat yang disampaikannya. Jika demikian, maka wajib dilaksanakan sebagai wujud dari pengamalan firman Allah.

“Artinya : Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 181]

Dr Abdullah Ath-Thayaar berkata : “Adapun kurban bagi mayit yang merupakan wasiat darinya, maka ini wajib dilaksanakan walaupun ia (yang diwasiati) belum menyembelih kurban bagi dirinya sendiri, karena perintah menunaikan wasiat” [3]

[3]. Menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagai shadaqah terpisah dari yang hidup (bukan wasiat dan tidak ikut yang hidup) maka inipun dibolehkan.

Para ulama Hambaliyah (yang mengikuti madzhab Imam Ahmad) menegaskan bahwa pahalanya sampai ke mayit dan bermanfaat baginya dengan menganalogikannya kepada shadaqah. Ibnu Taimiyyah berkata : “Diperbolehkan menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana diperolehkan haji dan shadaqah untuk orang yang sudah meninggal. Menyembelihnya di rumah dan tidak disembelih kurban dan yang lainnya di kuburan” [4]

Akan tetapi, kami tidak memandang benarnya pengkhususan kurban untuk orang yang sudah meninggal sebagai sunnah, sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi was al sallam tidak pernah mengkhususkan menyembelih untuk seorang yang telah meninggal. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyembelih kurban untuk Hamzah, pamannya, padahal Hamzah merupakan kerabatnya yang paling dekat dan dicintainya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pula menyembelih kurban untuk anak-anaknya yang meninggal dimasa hidup beliau, yaitu tiga wanita yang telah bersuami dan tiga putra yang masih kecil. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak menyembelih kurban untuk istrinya, Khadijah, padahal ia merupakan istri tercintanya. Demikian juga, tidak ada berita jika para sahabat menyembelih kurban bagi salah seorang yang telah meninggal.



Demikian sedikit ulasan berkenaan dengan kurban bagi orang yang telah meninggal.

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun VIII/1425H/2004M, Penulis Ustadz Kholid Syamhudi Lc. Penebit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta)

Jumat, 18 November 2011

Lagu-Lagu Islam Darul Muqomah (Update 19-11-2011)



Sholawat Gus Dur >>> Gus Dur By DM
Ceramah KH,Anwar Yazid (Tuban) >>> KH,Anwar Yazid
Khoiril Bariyah >>> Khoiril Bariyah
aqbalassada alaina (Thola'al Badru Alaina) >>> Download Aja Deee,,,
BiRosulillah >>> Birosulillah
Assholatu Alal Mudhollal >>> Assholatu alal mudhollal


*Kritik Dan Saran Kirim Ke 083834129124 atau ke darul_muqomah@ymail.com

Kamis, 17 November 2011

Nasehat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah – Tentang Teman




“Bertemanlah dengan orang-orang yang berakal dan bergaulah dengan para Ulama’ dan kalahkanlah hawa nafsu mu, niscaya engkau kelak akan menemani Al Mala’il A’la (Orang-orang Besar) “

“Teman yang bodoh itu melelahkan dan dapat mendatangkan musibah.”

“Teman bagi setiap orang adalah akalnya dan kebodohan adalah musuhnya.”

“Bertemanlah dengan orang yang berakal, niscaya engkau akan beruntung. Dan berpalinglah dari dunia, maka engkau akan selamat.”

“Teman mu yang sesungguhnya adalah orang yang mau melarangmu dari berbuat dosa. Dan musuhmu yang sebenarnya adalah orang yang membujukmu untuk berbuat maksiat.”

“Bergaul dengan orang jahat akan menyebabkan kita menjadi jahat. Sebagaimana angin apabila berhembus dengan bau tak sedap maka akan menyebabkan bau tak sedap pula.”

“Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak di ikuti saling menjaga dari kejelekan.”


Sumber Secangkir Hikmah

1 dari 3 doa Rasulullah Yang Di Tolak

 Alhamdulillah,,ini Artikel Pertama saya,,dan alhamdulillah saya menulisnya sendiri ,,yg bersumber dari majalah Media Umat ,,




Amir bin Said dari bapanya berkata bahawa : "Suatu hari Rasulullah SAW telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah SAW sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW berdoa dengan doa yang lumayan panjang kepada Allah SWT :

Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud : "Aku telah bermohon kepada Allah SWT tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara sahaja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berkepanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah SWT.

2. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh AS). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah SWT.

3. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku tidak dibinasakan karena pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah kita akan diam saja melihatnya ?

*saran dan kritik kirim ke 083834129124 atau darul_muqomah@ymail.com

Pembukaan

Assalamualaikum Wr Wb.
Salam Sejahtera untuk kita semua

- Yang terhormat KetuaYayasan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Sabilillah,Malang
- Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Islam Sabilillah,Malang
- Yang terhormat Bp.Muhaimin Spd yang saya banggakan


 Pada hari ini Kamis 17 Nopember 2011 dalam Pembukaan dan Peresmian Darul Muqomah,Saya segenap Admin Darul Muqomah (DM) mengucapkan terima kasih atas kunjungannya ke Blog Saya ini,

di dalam blog ini rencananya akan di isi seperti Metode berdakwah,,dan Lagu2 Qosidah,, ^_^
Darul Muqomah Memiliki arti Tempat yg kekal ( surga ),,Semoga para pembaca menjadi penghuni Riyadlul Jannah (Taman Surga),,Amiin Ya Robbal alamin,,

Demikian segenap kata dari pengurus,,semoga blog ini akan menjadi Blog dakwah yg bermanfaat,,amin yaa robbal alamin,, ^_^

Wassalamualaikum.Wr.Wb

*Saran dan Kritik Kirim ke darul_muqomah@ymail.com
*Darul Muqomah di Twitter @DarulMuqomah