Jumat, 30 Desember 2011

Keutamaan Sedekah



Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
 
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.

Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.

Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.

Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.

Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

Matematika Dasar Sedekah


Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?

10 – 1 = 19

Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?


Kenapa bukan 10-1 = 9?


Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.

Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.

Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.

Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak

Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.

Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:

Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:

10 – 1 = 19

Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:

10 – 2= 28
10 – 3= 37
10 – 4= 46
10 – 5= 55
10 – 6= 64
10 – 7= 73
10 – 8= 82
10 – 9= 91
10 – 10= 100


Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.

Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.

Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah.Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.

Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.

Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.

Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.

Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal.

Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.


2.5 % Tidaklah Cukup

Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.

Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:

Sedekah: Sebesar 2,5%

2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000



Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:

975.000 + 250.000 = 1.225.000

Lihat, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, “hanya” jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya “hanya” 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.

Coba Jajal Sedekah 10 %

Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.

Sehingga “skor” akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.

Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.

Sedekah: Sebesar 10%

10% dari 1.000.000 = 100.000


Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000


Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:

900.000 + 1.000.000 = 1.900.000


Dengan perhitungan ini, dia “berhasil” mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.

2.5 % Itu Cukup, Kalau …

Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini,
sampe kepada pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk.

Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya kebutuhan, akan tercukupi.

Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka “pertambahannya” menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp. 975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.

Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba’diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang kita lakukan.


Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita.


Sumber : Ust. Yusuf Mansyur

Kamis, 22 Desember 2011

14 Cara Nabi Muhammad Mendidik Anak


Seperti apakah ketika nabi muhammad mendidik anak-anaknya
kala itu?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anak dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!
8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesah-gesah sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.
12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya kompang-kamping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawih lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”
Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

Senin, 19 Desember 2011

Ilmu Shalat Hajat & Pengasihan Adam Hawa

Assalamualaikum Wr. Wb..

Facebook



cerita hari jum'at....


Ustadz berkata : Maukah saya ceritakan suatu kisah yang terjadi pada hari Jumat yang mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua?

Hampir serentak kami menjawab : Mau ustadz.

Kemudian beliau mulai cerita :

Pernikahan Nabi Adam as dengan Siti Hawa terjadi pada hari Jumat, berdasarkan dalil yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra daripada Rasulullah SAW, Beliau bersabda :

Allah SWT menciptakan Adam as pada hari Jumat, menempatkannya di dalam surga juga pada hari jumat dan mengeluarkannya dari surga juga hari jumat serta memberi tobat kepadanya pada hari jumat pula. Maka tidaklah seseorang hamba muslim berdoa kepada Allah pada hari itu, melainkan Allah akan mengabulkannya

Bahwasanya tatkala Adam as telah diciptakan oleh Allah, beliau memandang ke ke langit dan ke bumi, maka beliau tidak melihat seorangpun dari jenisnya untuk ia jadikan teman dalam kesunyian.

Pada waktu itu beliau sedang duduk, tiba-tiba datang rasa kantuk yang sangat kuat sehingga beliau tertidur. Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat Jibril agar mengeluarkan tulang rusuk kirinya, sedangkan Adam as tidak merasakan sakit sedikitpun. Kemudian dari tulang rusuk tersebut Allah menciptakan seorang wanita yang diberi nama Siti Hawa.

Semua keelokan dan keindahan hingga hari kiamat diletakkan Allah pada diri Hawa. Selain itu semua kesucian dan budi pekerti baik juga ada pada diri Hawa, sehingga Siti Hawa menjadi seorang wanita yang paling cantik di seluruh langit dan bumi dan Adam as menjadi pria yang paling mencinta di seluruh langit dan bumi.

Kemudian Allah memakaikan kepada Siti Hawa 70 macam perhiasan surga dan diberi sebuah mahkota lalu didudukkan di atas singgasana emas. Setelah itu barulah Allah membangunkan Adam as dari tidurnya seraya memperlihatkan Siti Hawa kepadanya.

Adam as menyapa : Siapakah engkau dan kepunyaan siapakah dirimu?

Hawa menjawab : Aku diciptakan Allah untuk dirimu.

Kata Adam as : Marilah ke sini.

Jawab Siti Hawa : Engkaulah yang kemari.

Adam lalu berdiri menemui Siti Hawa dan mengulurkan tangannya untuk memegang Siti Hawa, tiba-tiba terdengar suara : Wahai Adam, tahan! sebab pergaulanmu dengan Hawa tidak dihalalkan kecuali dengan mahar dan nikah.

Kemudian Allah memerintahkan seluruh penghuni surga supaya menghias dan mengatur surga dengan seindah-indahnya. Kemudian Allah memerintahkan kepada seluruh malaikat untuk berkumpul di bawah pohon Thuubaa.

Lalu Allah membacakan khutbah sendiri , kata-Nya : Al Hamdu adalah pujian-Ku, keagungan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, seluruh makhluk adalah hamba-hamba-Ku, Aku menjadikan malaikat-malaikat dan penghuni langit-Ku sebagai saksi, Aku nikahkan Hawa dengan Adam dengan mas kimpoi dan tasbih serta tahlil atas-Ku.

Kemudian pelayan-pelayan surga dan para malaikat menaburkan mutiara dan mira delima lalu Siti Hawa mereka serahkan kepada Adam as. Siti Hawa pun meminta mas nikahnya kepada Adam.

Kata Adam as : Ilahi, apakah yang harus kuberikan kepadanya, emas, perak atau permata?

Jawab Allah : Bukan

Adam bertanya lagi : Apakah aku harus puasa, shalat atau mengucapkan tasbih untuk-Mu?

Jawab Allah : Bukan

Tanya Adam lagi : Ilahi, apakah yang harus kulakukan?

Jawab Allah : Mas kawin Siti Hawa adalah supaya engkau membaca shalawat 10 kali untuk Nabi dan shofi-Ku Muhammad penghulu seluruh rasul.

Di akhir ceritanya ustadz membacakan sebuah ayat yang artinya : "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. Al Ahzab :56)

Wallahu'alam

sesusah anda mendapatkan orang yang anda inginkan
sesusah itu pulalah anda mendapatkan pelet

oleh karena itu
pelet memang tidak ada
buat mereka yang belum mengalaminya sendiri

karena pelet bukan buat dicari
semakin dicari semakin tidak terbukti

jikapun ada yang merasa beruntung
karena mendapatkan pelet yang terbukti
namun setelah itu siap-siaplah untuk menangis
karena pelet tak ada yang bertahan lama

tak bisa memiliki

Apa yang d Langit dan apa yang di Bumi
semua itu adalah milikNya


dan bahwa pikiran itu sangat jahat
jika dia berpikir ada maka ada
jika dia berpikir tidak ada maka tidak ada
jika dia berpikir ada atau tidak
maka jadilah antara ada dan tiada

6 Nasehat Imam Al-Ghozaly


RENUNGAN: Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan.

Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)

Pertanyaan kedua "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".. Murid-muridnya ada yang menjawab bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Pertanyaan yang ke tiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, lautan dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan ke empat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang ke lima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Minggu, 18 Desember 2011

Wajah Fir'aun Laknatullah Yang Sebenarnya (Museum di Kairo)



Setelah 3000 tahun berlalu, akhirnya wajah mumi Tutankhamun terungkap. Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarcophagus dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya di Lembah Para Raja Luxor. Peristiwa itu terjadi 85 tahun setelah makam fir'aun ditemukan oleh petualang Inggris Howard Carter.

Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja bocah yang meninggal lebih dari 3000 tahun lalu. Saat para pakar itu mengangkat fir'aun dari peti jenazahnya mereka menyingkirkan kain putih yang menutupi dia, muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.

Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah dia. Arkeolog menyatakan jenazah itu terancam karena panas dan kelembaban di dalam makam itu karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun.

“Golden boy itu memiliki keajaiban dan misteri, oleh karena itu setiap orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindungi golden boy dan semuanya saya yakin datang untuk menyaksikan golden boy,” ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir Zahi Hawass sebelum jenazahnya dipindahkan.


Ini Kawan Foto-nya Dari Pada Penasaran


SEDIKIT INFO TAMBAHAN:
Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi siapakah Fir’aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :

* Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
* Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
* Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
* Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
* Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
* Amenhotep IV (1352 SM – 1336 SM)
* Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
* Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290 SM)
* Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
* Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
* Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
* Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
* Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)

Dari daftar beberapa Fir’aun diatas, nama Ramesses II selama ini memang kerap diidentifikasikan sebagai Fir’aun yang sedang berkuasa pada saat itu. Ia merupakan sosok Fir’aun terbesar dan terkuat yang pernah memimpin peradaban Mesir kuno. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir’aun yang paling lama berkuasa, yakni 66 tahun lamanya.

Setelah sang Fir’aun tewas pada periode pemerintahannya yang tergolong singkat, besar kemungkinan jalannya roda pemerintahan diambil alih sementara oleh sang Ratu yang tak lain ialah Hatshepsut sebelum akhirnya Thutmose III naik tahta.

Jika benar Thutmose II merupakan Fir’aun yang dimaksud, ada suatu kemungkinan kronologi sejarahnya menjadi demikian :

Pertama, Musa dibesarkan dilingkungan kerajaan Mesir saat Thutmose I berkuasa, dan istri Thutmose I yang menemukan bayi Musa saat hanyut di Sungai Nil.

Kedua, selang puluhan tahun setelah Musa melarikan diri dari tanah Mesir karena ancaman hukuman mati akibat peristiwa terbunuhnya seorang prajurit kerajaan olehnya, ia kembali untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Fir’aun. Namun pada saat itu mungkin Thutmose I telah meninggal dan digantikan putranya Thutmose II.


Bagi kawan-kawan muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut :

Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).

Jumat, 16 Desember 2011

Asy Syaafi, Yang Maha Penyembuh

Dasar penetapan

Nama Allah Ta’ala yang maha agung ini disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membacakan doa perlindungan kepada salah seorang (anggota) keluarga beliau (dengan) mengusapkan tangan kanan beliau dan beliau membaca (doa):
« اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِى ، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا »
Ya Allah Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembukan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)[1].
Juga dalam hadits shahih yang lain, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu tentang ruqyah (doa/zikir perlindungan) yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Anas radhiyallahu ‘anhu menyebutkan doa yang mirip dengan doa di atas.
Berdasarkan hadits-hadits ini, para ulama menetapkan nama asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh) sebagai salah satu dari nama-nama Allah Ta’ala yang maha indah, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[2], Imam Ibnul Qayyim[3], syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin[4], syaikh ‘Abdur Razzak al-Badr[5] dan lain-lain.
Makna nama Allah Ta’ala asy-Syaafi
Imam Ibnul Atsir menjelaskan bahwa asal kata nama ini secara bahasa berarti lepas (sembuh) dari penyakit[6].
Sedangkan imam Fairuz Abadi menjelaskan bahwa arti asal kata nama ini (asy-syifa’) adalah obat penyembuh[7].
Sementara al-Haliimi menjelaskan bahwa maknanya secara bahasa adalah menghilangkan sesuatu yang menyakiti atau merusak pada badan manusia[8].
Maka nama Allah Ta’ala asy-Syaafi berarti Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit lahir maupun batin. Dialah yang menyembuhkan hati manusia dari berbagai syubhat (kerancuan/kesalahpahaman dalam memahami Islam), ketidakyakinan, iri, dengki dan penyakit-penyakit hati lainnya, serta menyembuhkan badan manusia dari berbagai macam penyakit dan kerusakan. Tidak ada satu pun yang mampu melakukan semua itu kecuali Allah Ta’ala semata, maka tidak ada kesembuhan penyakit selain kesembuhan dari-Nya dan tidak ada asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh) kecuali Dia, sebagaimana ucapan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang dinukil dalam al-Qur’an,
{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ}
Dan apabila aku sakit Dialah Yang menyembuhkan aku” (QS asy-Syu’araa’: 80). Artinya: jika aku ditimpa suatu penyakit maka tidak ada satupun yang mampu menyembuhkanku selain Allah Ta’ala, dengan sebab-sebab yang ditetapkan-Nya membawa kesembuhan bagiku[9].
Dan makna inilah yang diisyaratkan dalam doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, “Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu”[10].
Penjabaran makna nama Allah asy-Syaafi
Imam Ibnul Qayyim ketika menjelaskan makna doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, beliau berkata: “Dalam ruqyah (doa/zikir perlindungan) ini (terdapat) tawassul (usaha/sebab untuk mendekatkan diri) kepada Allah dengan kesempurnaan (sifat) rububiyah-Nya (pengaturan-Nya atas semua urusan makhluk-Nya) dan kasih sayang-Nya dalam menyembuhkan (penyakit manusia), dan bahwa Dialah satu-satunya asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Nya. Maka ruqyah (doa/zikir perlindungan) ini mengandung tawassul (usaha/sebab untuk mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya (mengesakan-Nya alam beribadah), (sifat) ihsan (kebaikan) dan rububiyah-Nya”[11].
Al-Halimi berkata, “Diperbolehkan untuk mengucapkan dalam doa: wahai asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), wahai al-Kaafi (Yang Maha Pemberi kecukupan), karena Allah Ta’ala Dialah yang menyembuhkan dada (hati) manusia dari syubhat (kerancuan/kesalahpahaman dalam memahami Islam) dan keragu-raguan, juga dari (sifat) dengki dan khianat, serta menyembuhkan badan manusia dari berbagai macam penyakit dan kerusakan. Tidak ada yang mampu melakukan semua itu selain-Nya dan tidak ada yang (pantas) diseru dengan nama ini (asy-Syaafi) kecuali Dia”[12].
Allah Ta’ala Dialah Yang Maha Menyembuhkan segala macam penyakit manusia, dan tidak ada kesembuhan bagi mereka kecuali kesembuhan (dari)-Nya.
Kesembuhan dari Allah Ta’ala ada dua macam:
1. Kesembuhan yang bersifat maknawi dan rohani, yaitu kesembuhan dari penyakit-penyakit hati manusia
2. Kesembuhan fisik, yaitu kesembuhan dari penyakit-penyakit badan manusia[13].
Kedua macam penyembuhan ini terungkap dalam keumuman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit kecuali Dia (juga) menurunkan obat (penyembuh) bagi penyakit tersebut”[14].
Allah Ta’ala menjelaskan dua macam kesembuhan ini dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tentang penyembuhan yang pertama, yaitu penyembuhan penyakit hati manusia, Allah Ta’ala berfirman,
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ}
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Rabbmu (al-Qur’an) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Yuunus:57).
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, “Allah menjadikan al-Qur’an bagi orang-orang yang beriman sebagai penyembuh, (dengan) mereka mengambil pengobatan dari nasehat-nasehat (yang terkandung dalam) al-Qur’an untuk (menyembuhkan) penyakit-penyakit yang merasuk ke dalam dada (hati) mereka, (juga penyakit yang berupa) bisikan dan godaan setan (yang akan merusak hati dan keimanan manusia), maka Allah mencukupkan (nasehat) bagi orang-orang yang beriman dengan penjelasan ayat-ayat-Nya sehingga mereka tidak butuh lagi kepada nasehat yang lain”[15].
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
{وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا}
Dan Kami turunkan pada al-Qur’an suatu yang merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS al-Israa’: 82).
Imam Ibnu Katsir berkata, “Arti ‘al-Qur’an sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman’: al-Qur’an akan menghilangkan penyakit-penyakit yang ada di hati mereka, yang berupa keraguan (ketidakyakinan), kemunafikan, kesyirikan, penyelewengan dan penyimpangan, maka al-Qur’an akan menyembuhkan semua (penyakit) tersebut…”[16].
Akan tetapi perlu diingatkan di sini, bahwa fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk dari Allah Ta’ala untuk menyembuhkan penyakit hati, hanyalah bisa diambil oleh orang-orang yang mengimani kebenaran al-Qur’an serta memahami kandungan makna dan artinya.
Imam Ibnul Qayyim berkata, “al-Qur’an adalah penyembuh yang hakiki  dari berbagai syubhat (kerancuan/kesalahpahaman dalam memahami Islam) dan keragu-raguan (dalam keimanan), akan tetapi semua (manfaat al-Qur’an) itu tergantung dari (sejauh mana) kita memahami (kandungan) artinya dan mengetahui maksud (penafsiran yang benar) darinya”[17].
Adapun tentang penyembuhan yang kedua, yaitu penyembuhan pada fisik dan badan manusia, ini ditunjukkan dalam beberapa hadits yang shahih.
Misalnya, hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu tentang beberapa orang shahabat yang melakukan safar (perjalanan), lalu mereka singgah di sebuah perkampungan Arab, kemudian kepala suku perkampungan tersebut sakit karena disengat binatang buas, dan salah seorang shahabat mengobatinya dengan membaca surat al-Fatihah, maka serta merta orang tersebut sembuh total, Lalu mereka diberi hadiah beberapa ekor kambing. Kemudian setelah pulang dari perjalanan tersebut, mereka menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliaupun membenarkan perbuatan mereka seraya bersabda: “Dari mana kamu mengetahui bahwa surat al-Fatihah adalah ruqyah (doa/zikir untuk penyembuhan)?”, bahkan kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta bagian dari hadiah kambing tersebut”[18].
Juga hadits riwayat ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ditimpa sakit, beliau membaca al-mu’awwidzaat (surat al-Falaq dan an-Naas) untuk diri beliau sendiri dan meludah sedikit. Lalu ketika sakit beliau sudah parah, akulah yang membacanya untuk beliau dan aku mengusap dengan tangan beliau karena mengharap keberkahannya”[19].
Pengaruh positif dan manfaat mengimani nama Allah asy-Syaafi
Keimanan yang benar terhadap nama-Nya yang maha agung ini akan menjadikan seorang hamba selalu menghadapkan diri dan berdoa kepada-Nya semata-mata agar Dia memudahkan kesembuhan segala penyakit pada dirinya, utamanya penyakit-penyakit hatinya yang merupakan penghalang utama bagi manusia untuk mencapai ridha Allah Ta’ala.
Bersihnya hati manusia dari noda dan penyakit merupakan sumber utama kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging,  jika itu baik maka akan baik seluruh tubuh manusia, tapi jika itu buruk maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia”[20].
Oleh karena itu, Allah Ta’ala tidak akan menerima hamba yang datang menghadap-Nya pada hari kiamat nanti, kecuali yang datang dengan hati yang bersih dari segala penyakit.
Allah Ta’ala berfirman,
{يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}
Hari (kiamat) yang (pada waktu itu) harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS asy-Syu’araa’: 88-89).
Artinya: hati yang bersih dari syirik (menyekutukan Allah), keraguan, mencintai keburukan, serta bersikeras pada perbuatan bid’ah dan maksiat[21].
Semua penyakit hati bersumber dari buruknya hawa nafsu manusia, sehingga hati ini terhalang untuk mencapai kedekatan dengan Allah Ta’ala.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Orang-orang yang menempuh jalan (untuk mencari keridhaan) Allah Ta’ala, meskipun jalan dan metode yang mereka tempuh berbeda-beda, (akan tetapi) mereka sepakat (mengatakan) bahwa nafsu (jiwa) manusia adalah penghalang (utama) bagi hatinya untuk sampai kepada (ridha) Allah, (sehingga) seorang hamba tidak (akan) mencapai (kedekatan) kepada Allah kecuali setelah dia (berusaha) menentang dan menguasai nafsunya (dengan melakukan tazkiyatun nufus)”[22].
Maka Allah U Dialah satu-satunya yang maha mampu untuk membersihakn hati dan mensucikan jiwa manusia dari segala penyakit tersebut, karena Dia Y adalah asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh) dan tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah r dalam hadits di atas.
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam doa beliau yang terkenal, mengisyaratkan bahwa kebersihan hati dan kesucian jiwa hanyalah semata-mata berasal dari Allah Ta’ala, yaitu doa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah jiwaku (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yang Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya[23].
Penutup
Demikianlah, dan kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar Dia memudahkan bagi kita kesembuhan dari penyakit lahir dan batin untuk mencapai kesempurnaan iman dan keridhaan-Nya.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Sabtu, 03 Desember 2011

Teks Lomba Da'i Admin

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah,kita sudah memasuki tahun baru islam,bulan muharram tahun 1433 H .Namun,Bagi sebagian besar Ummat,tahun baru islam tidaklah popular,akibatnya tahun baru islam tidak mendapatkan perhatian
Pada hari terakhir tahun 1432 H kita di sunnahkan membaca do’a akhir tahun sebelum matahari terbenam , kemudian untuk mengawali tahun baru,kita di anjurkan membaca do’a awal tahun Ba’da Maghrib
Introspeksi diri dan istighfar,sangatlah penting dilakukan setiap muslim,karna sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan pernah terulang lagi,dan di sadari atau tidak,kematian akan datang secara tiba2 dan yang berguna saat itu hanyalah amal sholeh,apa yang sudah kita lakukan sebagai bentuk amal sholeh ??? nahhh,,di bulan muharrom,bulan yg saat ini kita hadapi terdapat banyak cara untuk melakukan amal sholeh,insyaAllah akan saya jelaskan nanti
Pada bulan muharrom terdapat hari yg sangat istemewa,,yaitu hari asyura,Hari yg terjadi pada yang tgl 10 muharrom,pada hari itu kita di sunnahkan utk berpuasa sunnah,selain tgl itu,,pada tgl 9 kita juga di sunnahkan berpuasa sunnah,,yaitu puasa sunnah tasu’a

Sak niki,kita bahas amaliyah bulan muharrom nggeh ???
 
Yang Pertama adalah =
 
Memuliakan fakir miskin,memuliakan fakir miskin tidak harus dengan Uang,Melainkan juga dengan ilmu yg bermanfaat,fadhilanya adalah Allah akan melapangkan kuburnya nanti,yang kuburannya hanya 2x1 m ,,di dalamnya menjadi Luas dan terang karna Amal Sholehnya

Yg ke 2,Mengusap Kepala Anak yatim piatu,Fadhilanya ,,Allah akan member 1 pohon kebaikan di surga di tiap2 rambut yg di usapnya

Selanjutnya adalah Bersedekah,kita yg telah di takdirkan oleh Allah menjadi manusia yg memiliki perekonomian yg baik,harus menyisihkan sebagian uang utk bersedekah,,kita setiap hari makan makanan yg enak2,sedangkan banyak orang yg kelaparan,orang yg miskin,yg lebih membutuhkan,kita membuang2 sisa makanan dengan seenaknya,Jadi kita harus bersedekah fadhilanya akan di haramkannya neraka bagi kita sejauh burung gagak terbang tanpa henti dari kecil hingga burung gagak itu mati dan akan mendapat ganjaran seperti bersedekah kepada fakir miskin di seluruh dunia,,kapan kita bias member santunan kpd fakir miskin di seluruh dunia ??? tidak akan bisa kecuali pada tgl 10 muharrom

Selanjutnya adalah mandi sunnah,dengan niat “saya niat mandi sunah hari Asyura karna Allah ta’ala” fadhilanya kita tidak akan sakit pada tahun ini,

 Ke5 adalah bercelak,fadhilanya adalah kita tidak akan sakit mata pada tahun ini

Selanjutnya ,yaitu membaca al Ikhlas 1000x,fadhilanya Allah akan memandanginya dengan penuh Rahmat di akhirat nanti,Alangkah beruntungnya kita jika di dunia dan di akhirat kita mendapat Rahmat,Jangan sampai di Dunia kita mendapat rahmat sedangkan di Akhirat kita tidak mendapatkannya,karna di dunia ini hanyalah sementara,sedangkan kehidupan yg kekal yaitu setelah kita melewati Yaumul Hisab
Selanjutnya ,,Sholat sunnah 4 rokaat ,,dengan niat “saya niat sholat 4 rokaat pada hari asyura karna Allah ta’ala” Fadhilanya sangat besar ,,!! Yaitu Akan di Ampuni dosanya selama 50thn,,Bayangkan,kita mungkin di dunia hanya berumur 35,40,45 thn ,,jadi kita mendapat sisa ampunan,.Pada rokaat 1 dan kedua setelah membaca al fatihah kita membaca al Ikhlas 11x ,,

Selanjutnya adalah membaca “Hasbiallah wa nikmal wakil,,nikmal maula wa nikmannasir” Nahhh,,saya tidak tau artinya ,,tp tau fadhilanya..Kita tidak akan mati pada tahun itu,untuk pengetahuan,,Sebutan Mati utk orang2 itu berbeda2 ,,Misalnya = kalau ulama,,Kyai,Habaib dsb niku di sebut Sedo Soale Siksa.ne Sampun Ba’da,,,,Tapi Lekk Org2 biasa,,yo matii,,ngunu ae,,mergo nopo ???nikmat.e wes ganti
lha lek org sing rodok elek,,di arani matek,tegese Nikmat.e Wes entek.,wong seneng judi,narkoba,maksiyat niku di arani Bongko ,,Mergo Arep di oBONG!! Neng Neroko

Lanjut Nggeh ???
 
Terakhir ,Puasa Sunnah Hari Asyura,,dengan niat “Saya niat puasa sunnah hari asyura / tasu’a karna Allah ta’ala” ,.,Fadhilanya ,,Mendapat Pahala seperti 1000x haji,,umrah ,,syahid dan Di Haramkannya neraka baginya,,Kapan kita bisa 1000x Haji dan Umrah ???Mboten saget!! Namung saget di Lampahi dateng Bulan Muharrom,,Haji 1x mawon mboten pasti,,kito saget kok..Kulo saranaken Panjenengan sedoyo puasa,,

Pada tgl 10 Muharrom jg telah terjadi beberapa peristiwa penting dan bersejarah,yaitu =

-Allah Menciptakan Gunung,Lautan,Bintang dan di ciptakannya Arasy
-di Ciptakannya Qolam,,Pena,,tapi Pena ini utk menulis Amal Perbuatan Manusia
-Di ciptakannya Papan Tulis
-Di Ciptakannya Nabi Adam
-di Masukannya nabi adam ke Syurga
-di lahirkannya Nabi Ibrahim As
-di selamatkannya Nabi Ibrahim dari Api Raja Namrud

Masih byk lagi peristiwa2 pada hari asyura,yg tidak dapat saya sebutkan satu persatu,,,
Semoga Apa yg telah saya sampaikan akan menambah manfaat dan tambahan ilmu bagi saudara2 semua,kalaupun panjenengan mengetahui hal ini,,hal ini mudah2an menjadi pengingat bagi kita semua
Sekian Dari saya,,

Wassalamualaikum Wr.Wb


By = Ustadz Daffa (Admin Darul Muqomah)


*Jangan Hina Teks Ini ya,,Walau Gini Asli Karya Saya,, (^_^)
Saran,Masukan dan Kritik Kirim ke darul_muqomah@ymail.com
Atau 083834129124

Sabtu, 19 November 2011

Qosidah (Album ke 2) + (Update 26 November 2011)



Ya Habibi >>> 05.Yahabibi
Busrolana >>> BusRolana
Ya Laqolbin >>> Ya laqolbin
Al-Qowiyah >>> Sholatum (Al qowiyah)
Ya hanana >>> Ya Hanana
Sidnan Nabi >>> Syidnan Nabi

Majelis Maulid Wat ta’lim RIYADLUL JANNAH Se-Malang Raya



Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul jannah adalah majelis pembacaan maulid simthuduror yang di karang oleh al Habib Ali bin Muhammad bin Husin al Habsy yang di rangkai dengan majelis Ta'lim
Berawal dari isyaroh yang di dapatkan oleh sang pengasuh yaitu KH. Abdurochim Syadzily yang mana sebelumnya beliau telah mengadakan majelis manaqib Syech Abdul Qodir Al jailani yang telah berjalan kurang lebih 1 tahun
Beliau mendapat isyaroh bermimpi berziarah ke makam nabi Muhammad Saw. bersama - sama dengan para jama'ah, dalam mimpi beliau pengasuh memerintahkan para jama’ah untuk mendahului masuk ke makam rosululloh , setelah seluruh jama’ah selesai masuk dari maqom rosululloh baru beliau pengasuh masuk ke maqom rosululloh dengan sendirian. Sewaktu beliau pengasuh berada di hadapan maqom rosululloh (di dalam ruangan maqom rosululloh) beliau pengasuh mulai bermunajat hingga meneteskan air mata, beliau memohon syafa’at kepada rosululloh,
setelah itu beliau Rosululloh saw mengulurkan tangan beliau yang mulia kepada pengasuh, maka diciumlah tangan yang mulia Rosululloh saw sekaligus di pegang erat oleh pengasuh sampai beliau pengasuh terjaga dari tidurnya, sehingga membekas bau harum tangan yang mulia Rosululloh saw yang melekat pada tangan pengasuh. Setelah beberapa bulan dari isyaroh mimpi tersebut, beliau pengasuh berziarah kepada Habib Anis bin Alwi Al Habsy Solo yaitu salah satu dari cucu pengarang maulid simthuduror. Beliau Habib Anis bin Alwy Al habsy memberi Ijazah Kepada pengasuh untuk menyebarluaskan maulid simthuduror di daerah pengasuh. Walhamdulillah dengan amanat yang mulia ini oleh pengasuh dilaksanakan dengan istiqomah sebagai jalan untuk dakwah. Pada awal perjalanan dakwah safari maulid yang diadakan oleh pengasuh, beliau mulai menyebarluaskan maulid simthuduror di pondok pesantren Riyadlul Jannah yang di asuh oleh beliau sendiri, beliau mengadakan pembacaan maulid dengan para santri setiap malam menjelang subuh, kemudian beliau mengadakan pembacaan maulid setiap satu bulan sekali yaitu setiap jum’at legi malam sabtu pahing. Pada awal dibukanya majelis setiap satu bulan tersebut, hanya di hadiri oleh beberapa orang saja, yang mana majelis maulid tersebut di dukung oleh para habaib, terutama oleh habib Muhammad bin aqil dan Al Ustadz Al habib Anis bin Syihab.Setelah beberapa tahun berjalan para jama’ah yang mengikuti majelis tersebut mulai memiliki keinginan untuk mengadakan majelis pembacaan maulid di tempat mereka masing – masing, kemudian bersama dengan pengasuh kegiatan itu pun mulai terwujud. Dimulai di mushola - mushola kecil di daerah purwodadi, lawang dan singosari, saat itu harinya pun belum teratur. Setelah berjalan beberapa bulan dengan di dasari permintaan pembacaan maulid yang mulai meningkat, oleh pengasuh acara pembacaan maulid di serempakkan harinya yaitu hari sabtu malam ahad ( setiap satu minggu sekali ) kemudian bersama dengan Al Ustadz Habib Anis bin syihab lawang dan Al Habib Aqil bin Ali bin Aqil Malang beliau pengasuh mulai mengadakan safari maulid berkeliling dari masjid ke masjid hingga sampai saat ini. Pada bulan Robi’ul Awwal Th 1430 H (2009 M) beliau pengasuh majelis maulid wat ta’lim Riyadlul Jannah mendapatkan isyaroh untuk mengadakan safari maulid 40 malam yang sebelumnya beliau sudah memulainya sendiri yaitu setiap bulan Robi’ul awwal beliau mengadakan pembacaan maulid simthuduror 40 malam berturut – turut dengan para santri beliau. Pada awalnya untuk menunjuk 40 tempat yang akan di tempati pada safari 40 malam tersebut beliau pengasuh menawar-tawarkan kepada ta’mir masjid di sekitar malang Raya, hal itupun tidak berjalan dengan mudah karena masih banyak orang yang belum mengenal maulid simthuduror. Setelah diadakan safari maulid 40 malam pada tahun 1430 H (2009M) jama’ah dari pada majelis maulid wat ta’lim Riyadlul jannah mulai bertambah hingga ribuan jama’ah yang mengikutinya. Akhirnya tidak seperti safari maulid 40 malam yang pertama, untuk safari maulid yang ke dua yaitu safari maulid 40 malam Th 1431 H ( 2010 M ), beberapa bulan sebelum di mulainya, jadwal 40 malam telah penuh, bahkan sampai - sampai banyak tempat yang tidak mendapatkan bagian untuk di tempati.
Inilah secuil dari kisah perjalanan majelis Maulid Wat ta’lim RIYADLUL JANNAH yang semoga majelis ini akan berjalan sampai hari akhir dan dapat membentengi umat islam dari aqidah – aqidah yang tidak benar.

Berkurban untuk orang yang sudah meninggal dunia

Pada asalnya, kurban disyari’atkan bagi orang yang masih hidup, sebagaimana Rasulullah dan para shahabat telah menyembelih kurban untuk dirinya dan keluarganya. Adapun persangkaan orang awam adanya kekhususan kurban untuk orang yang telah meninggal, maka hal itu tidak ada dasarnya.

Kurban bagi orang yang sudah meninggal, ada tiga bentuk.

[1]. Menyembelih kurban bagi orang yang telah meninggal, namun yang masih hidup disertakan. Contohnya, seorang menyembelih seekor kurban untuk dirinya dan ahli baitnya, baik yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia.

Demikian ini boleh, dengan dasar sembelihan kurban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dirinya dan ahli baitnya, dan diantara mereka ada yang telah meninggal sebelumnya. Sebagaimana tersebut dalam hadits shahih yang berbunyi.

“Artinya : Aku menyaksikan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Id Al-Adha di musholla (tanah lapang). Ketika selesai khutbahnya, beliau turun dari mimbarnya. Lalu dibawakan seekor kambing dan Rasulullah menyembelihnya dengan tangannya langsung dan berkata : “Bismillah wa Allahu Akbar hadza anni wa amman lam yudhahi min ummati” (Bismillah Allahu Akbar, ini dariku dan dari umatku yang belum menyembelih) [1]. Ini meliputi yang masih hidup atau telah mati dari umatnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Diperbolehkan menyembelih kurban seekor kambing bagi ahli bait, isteri-isterinya, anak-anaknya dan orang yang bersama mereka, sebagaimana dilakukan para sahabat” [2] Dasarnya ialah hadits Aisyah, beliau berkata.

“Artinya : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta seekor domba bertanduk, lalu dibawakan untuk disembelih sebagai kurban. Lalu beliau berkata kepadanya (Aisyah), “Wahai , Aisyah, bawakan pisau”, kemudian beliau berkata : “Tajamkanlah (asahlah) dengan batu”. Lalu ia melakukannya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabil pisau tersebut dan mengambil domba, lalu menidurkannya dan menyembelihnya dengan mengatakan : “Bismillah, wahai Allah! Terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad”, kemudian menyembelihnya” [Riwayat Muslim]



Sehingga seorang yang menyembelih kurban seekor domba atau kambing untuk dirinya dan ahli baitnya, maka pahalanya dapat diperoleh juga oleh ahli bait yang dia niatkan tersebut, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia. Jika tidak berniat baik secara khusus atau umum, maka masuk dalam ahli bait semua yang termaktub dalam ahli bait tersebut, baik secara adat mupun bahasa. Ahli bait dalam istilah adat, yaitu seluruh orang yang di bawah naungannya, baik isteri, anak-anak atau kerabat. Adapun menurut bahasa, yaitu seluruh kerabat dan anak turunan kakeknya, serta anak keturunan kakek bapaknya.

[2]. Menyembelih kurban untuk orang yang sudah meninggal, disebabkan tuntunan wasiat yang disampaikannya. Jika demikian, maka wajib dilaksanakan sebagai wujud dari pengamalan firman Allah.

“Artinya : Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 181]

Dr Abdullah Ath-Thayaar berkata : “Adapun kurban bagi mayit yang merupakan wasiat darinya, maka ini wajib dilaksanakan walaupun ia (yang diwasiati) belum menyembelih kurban bagi dirinya sendiri, karena perintah menunaikan wasiat” [3]

[3]. Menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagai shadaqah terpisah dari yang hidup (bukan wasiat dan tidak ikut yang hidup) maka inipun dibolehkan.

Para ulama Hambaliyah (yang mengikuti madzhab Imam Ahmad) menegaskan bahwa pahalanya sampai ke mayit dan bermanfaat baginya dengan menganalogikannya kepada shadaqah. Ibnu Taimiyyah berkata : “Diperbolehkan menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana diperolehkan haji dan shadaqah untuk orang yang sudah meninggal. Menyembelihnya di rumah dan tidak disembelih kurban dan yang lainnya di kuburan” [4]

Akan tetapi, kami tidak memandang benarnya pengkhususan kurban untuk orang yang sudah meninggal sebagai sunnah, sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi was al sallam tidak pernah mengkhususkan menyembelih untuk seorang yang telah meninggal. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyembelih kurban untuk Hamzah, pamannya, padahal Hamzah merupakan kerabatnya yang paling dekat dan dicintainya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pula menyembelih kurban untuk anak-anaknya yang meninggal dimasa hidup beliau, yaitu tiga wanita yang telah bersuami dan tiga putra yang masih kecil. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak menyembelih kurban untuk istrinya, Khadijah, padahal ia merupakan istri tercintanya. Demikian juga, tidak ada berita jika para sahabat menyembelih kurban bagi salah seorang yang telah meninggal.



Demikian sedikit ulasan berkenaan dengan kurban bagi orang yang telah meninggal.

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun VIII/1425H/2004M, Penulis Ustadz Kholid Syamhudi Lc. Penebit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta)

Jumat, 18 November 2011

Lagu-Lagu Islam Darul Muqomah (Update 19-11-2011)



Sholawat Gus Dur >>> Gus Dur By DM
Ceramah KH,Anwar Yazid (Tuban) >>> KH,Anwar Yazid
Khoiril Bariyah >>> Khoiril Bariyah
aqbalassada alaina (Thola'al Badru Alaina) >>> Download Aja Deee,,,
BiRosulillah >>> Birosulillah
Assholatu Alal Mudhollal >>> Assholatu alal mudhollal


*Kritik Dan Saran Kirim Ke 083834129124 atau ke darul_muqomah@ymail.com

Kamis, 17 November 2011

Nasehat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah – Tentang Teman




“Bertemanlah dengan orang-orang yang berakal dan bergaulah dengan para Ulama’ dan kalahkanlah hawa nafsu mu, niscaya engkau kelak akan menemani Al Mala’il A’la (Orang-orang Besar) “

“Teman yang bodoh itu melelahkan dan dapat mendatangkan musibah.”

“Teman bagi setiap orang adalah akalnya dan kebodohan adalah musuhnya.”

“Bertemanlah dengan orang yang berakal, niscaya engkau akan beruntung. Dan berpalinglah dari dunia, maka engkau akan selamat.”

“Teman mu yang sesungguhnya adalah orang yang mau melarangmu dari berbuat dosa. Dan musuhmu yang sebenarnya adalah orang yang membujukmu untuk berbuat maksiat.”

“Bergaul dengan orang jahat akan menyebabkan kita menjadi jahat. Sebagaimana angin apabila berhembus dengan bau tak sedap maka akan menyebabkan bau tak sedap pula.”

“Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak di ikuti saling menjaga dari kejelekan.”


Sumber Secangkir Hikmah

1 dari 3 doa Rasulullah Yang Di Tolak

 Alhamdulillah,,ini Artikel Pertama saya,,dan alhamdulillah saya menulisnya sendiri ,,yg bersumber dari majalah Media Umat ,,




Amir bin Said dari bapanya berkata bahawa : "Suatu hari Rasulullah SAW telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah SAW sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW berdoa dengan doa yang lumayan panjang kepada Allah SWT :

Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud : "Aku telah bermohon kepada Allah SWT tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara sahaja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berkepanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah SWT.

2. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh AS). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah SWT.

3. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku tidak dibinasakan karena pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah kita akan diam saja melihatnya ?

*saran dan kritik kirim ke 083834129124 atau darul_muqomah@ymail.com

Pembukaan

Assalamualaikum Wr Wb.
Salam Sejahtera untuk kita semua

- Yang terhormat KetuaYayasan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Sabilillah,Malang
- Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Islam Sabilillah,Malang
- Yang terhormat Bp.Muhaimin Spd yang saya banggakan


 Pada hari ini Kamis 17 Nopember 2011 dalam Pembukaan dan Peresmian Darul Muqomah,Saya segenap Admin Darul Muqomah (DM) mengucapkan terima kasih atas kunjungannya ke Blog Saya ini,

di dalam blog ini rencananya akan di isi seperti Metode berdakwah,,dan Lagu2 Qosidah,, ^_^
Darul Muqomah Memiliki arti Tempat yg kekal ( surga ),,Semoga para pembaca menjadi penghuni Riyadlul Jannah (Taman Surga),,Amiin Ya Robbal alamin,,

Demikian segenap kata dari pengurus,,semoga blog ini akan menjadi Blog dakwah yg bermanfaat,,amin yaa robbal alamin,, ^_^

Wassalamualaikum.Wr.Wb

*Saran dan Kritik Kirim ke darul_muqomah@ymail.com
*Darul Muqomah di Twitter @DarulMuqomah